Sabtu, 21 Februari 2009

Pantai Padang

Pantai Padang Di Sore Hari

Pantai Padang berada di belahan barat Kota Padang, tepatnya di sepanjang jalan Samudera dan merupakan bagian tepi dari Samudera Hindia. Disini pengunjung dapat bersantai menikmati keindahan pemandangan laut, matahari terbenam, kenyaman udara laut, atau berolah raga. Disepanjang pantai tersedia fasilitas hotel, restoran, bangku-bangku dan payung-payung tatap pantai, toilet umum, mushalla atau warung-warung makanan yang menjual masakan Padang, penganan khas rujak, telur penyu, jagung bakar, dan pisang goreng. Di pantai ini sering diselenggarakan acara seni budaya dan keramaian lainnya.


Info untuk kenyamanan perjalanan wisata anda.

Pantai Air Manis

Batu bekas kapal Malin Kundang di Pantai Air Manis.


Pantai Air Manis adalah salah satu lokasi wisata favorit di Kota Padang.Ini karena Pantai air manis sudah sangat terkenal keseantero Indonesia dengan cerita Simalin Kundang anak Durhaka. Akses menuju kawasan wisata Pantai Air Manis sudah lumayan bagus,jalannya yang melewati bukit sudah beraspal.,walau kita dihadapkan dengan tanjakan yang agak tinggi dan curam,suasana ioni akan terobati setelah kita melihat keindahan alamnya.Dari ketinggian bukit ini kita bisa melihat pemandangan Kota Padang dan pabrik Semen Padang,Perjalanan dari pusat kota menuju Pantai air manis dapat ditempuh kira-kita dua puluh lima menit dengan kenderaan roda empat.

Legenda Malin Kundang akan menyapa para wisatawan saat memasuki kawasan wisata air manis.Seonggok batu dan relief cerita Malin Kundang menghiasi kawasan wisata pantai yang terkenal di Kota Padang ini. Konon kabarnya, batu besar tersebut merupakan kapal besar dan jasad Malin Kundang yang terdampar. Menurut legenda rakyat, Malin Kundang dan kapalnya dikutuk menjadi batu karena kedurhakaannya pada orang tua.

Pantai Air Manis merupakan sebuah pantai yang landai dan luas. Pantai Air Manis sangat bagus untuk lokasi bermain bagi para pengunjung terutama bagi anak-anak. Pada saat pasang surut, para wisatawan dapat melihat biota laut yang menyembul ke permukaan. Dengan berjalan kaki, Anda pun bisa menuju pulau Pisang Kecil yang berada tak jauh dari tepian Pantai Air Manis. Pulau kecil yang indah tersebut cukup bagus untuk tempat refresing melepaskan kejenuhan atas rutinitas pekerjaan

Pulau Pisang Kecil dihiasi dengan pohon Jambu Kaliang yang bisa dinikmati para pengunjung dengan gratis. Tapi ingat, jangan terlalu lama menikmati suasana di pulau tersebut. Karena, berselang beberapa jam, air pasang akan berangsur-angsur naik seperti sediakala sehingga akses menuju Pulau Pisang Kecil tidak dapat ditempuh dengan berjalan kaki.Jika anda tetap menyeberang ya resikonya ya basah kuyub.

Paintai airmanis ini selain sebagai obyek wisata juga digunakan oleh atlit paralayang sebagai tempat mendarat,sekaligus sebagai arena kejuaraan.

Kalau kamu pernah baca cerita legenda malin kundang,rasanya kurang klop kalau tidak datang ke Pantai Air manis ini.

Info untuk kenyamanan perjalanan wisata anda.

Pantai Pasir Jambak

Pantai Pasia Jambak ImageTerletak 20 Km dari pusat kota arah ke utara melalui jalan raya Padang-Bukittinggi, pada Km ke 14 berbelok ke kiri menuju ke pantai Pasir Jambak. Pantai ini berpasir putih, lebar, landai dan dipenuhi oleh pohon-pohon kelapa. Tersedia fasilitas wisata berupa pintu gerbang, tempat parkir, panggung hiburan, warung makanan, home-stay, gazebo, dan penyewaan perahu. Sangat cocok untuk berjemur, berenang, berperahu, bersantai, atau menyaksikan matahari terbenam. Dapat dicapai dengan angkot, bis kota atau taxi



Info untuk kenyamanan perjalanan wisata anda.

Taman Nirwana

ImageBerada di Teluk Bungus, l4 Km arah ke selatan Padang. Memiliki pantai yang landai dengan panorama perbukitan yang ditumbuhi tanaman tropis di belakangnya. Tersedia fasilitas wisata seperti kafetaria, penyewaan perahu, arena bermain anak-anak, dan payung-payung tatap pantai. Pantai ini ocok untuk piknik, menikmati udara dan panorama lautan lepas, berperahu atau berkemah. Untuk menuju ke lokasi ini dapat menggunakan angkot jurusn Bungus atau taxi.


Info untuk kenyamanan perjalanan wisata anda.


Pantai Teluk Kasai Pesona Sebuah Kedamaian

Sesudut pemandangan pantai Teluk Kasai


Teluk Kasai,mendengar nama daerah ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi orang Pesisir Selatan karena daerah ini terkenal dengan keelokan teluknya.
Teluk ini terletak di kecamatan Batang Kapas,Kabupaten Pesisir Selatan Propinsi Sumatera Barat.
Untuk mencapai teluk yang indah ini dapat melalui darat dan laut.
Melalui darat,dari padang menuju ke Painan terus ke Batang Kapas.Setiba di pasar lama Batang Kapas belok ke kanan menuju Anakan,di Anakan belok ke kanan menuju Teluk Kasai,dari sini Desa Teluk Kasai berjarak 3 km lagi.
Jika lewat laut,dari pelabuhan Panasahan Painan kira-kira 30 menit perjalanan dengan Boat,menuju arah selatan.
Pantai teluk Kasai ini sangat cocok untuk tempat bersantai keluarga,pantainya yang landai berpasir putih bersih serta ombaknya yang kecil sangat cocok sebagai tempat mandi air laut bagi anak-anak.
Siapa yang pernah berkunjung ke Pantai Teluk Kasai ini,suatu saat pasti ingin kembali lagi.
Tak peduli apa itu seorang raja atau pejabat yang pernah datang ke Teluk Kasai,seperti raja Jogjakarta Sri Sultan Hamengku Buwono IX,dahulu setiap ada kunjungannya ke Sumatera Barat selalu menyempatkan waktu untuk ke Teluk Kasai walau hanya beberapa jam.
Hanya sekedar untuk bernostalgia.




Kawasan wisata mande

Sudah adakah tujuan wisata anda minggu ini?
Jika belum?
Silahkan kunjungi negeri indah yang belum banyak dikenal orang ini.
Kawasan wisata nan rancak bana.
PANORAMA BAHARI KAWASAN MANDE
yang bentuknya kayak danau,padahal itu laut.
Ya itulah MANDE.



Pantai Batu Kalang dan Pantai Teluk Sikulo

Pantai batu kalang

Pantai Batu kalang di Kenagarian Ampang Pulai Kecamatan Koto Xi tarusan Kabupaten Pesisir Selatan. Kawasan ini terkenal dengan pantainya yang indah dan jarak dari kota Padang Sekitar ± 56 Km, dengan lama perjalanan 1 jam. Pantai Batu Kalang berada di sisi Kawasan Mandeh. Objek Wisata Batu Kalang bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat dan roda dua. Pantai Batu Kalang sudah dikenal oleh masyarakat Tarusan, di Pantai ini kita bisa melakukan olah raga, memancing dan bersantai.

Pantai Batu Kalang terbagi atas 2 batu kalang, kearah selatan terdapat Batu Kalang Mandeh Gadang ( Besar) dan kearah barat laut terdapat Batu Kalang Mandeh Kecil. Objek wisata Batu Kalang berdekatan dengan pantai Teluk Sikulo yang pantainya pun tak kalah menariknya dengan pantai Batu Kalang . Pantai sikulo berada di ujung dua teluk yaitu ujung teluk lambu dan ujung Teluk balimbing. Panorama keindahan Pantai sikulo semakin nyata dengan adanya dua buah pulau kecilnya terdapat di dua mulut teluk yaitu pulau Nibung dan Pulau Batu Ajung. Melihat potensi yang dimiliki oleh pantai ini, tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa keindahan pantai kawasan ini setara dengan pantai Bali atau Fort Diction di Seremban Malaysia.

Pantai Bungus

Pantai bungus

Pantai Bungus terletak di teluk Bungus yang tenang. Pemandangan
alamnya indah nian. Bukit-bukit yang mengelilingi pantai tampak
seperti menara pandang ke arah laut lepas.

Pantainya landai dengan pasir putih yang cocok untuk berbagai
rekreasi seperti berenang, menyelam, berjemur atau bersampan menuju
pulau-pulau kecil tidak jauh dari Pantai Bungus.

Terletak 20 km sebelah selatan Padang atau 1,5 jam perjalanan, pantai
ini mudah dicapai dengan transportasi darat. Di tepi pantai tersedia
fasilitas wisata seperti payung pantai dan kursi-kursi malas untuk
berjemur.

Bentuk pantainya menyerupai bulan sabit. Air lautnya hangat dan aman
untuk berenang. Dari sini, Anda bisa menjelejahi lautan menuju pantai-
pantai terdekat di lepas pantai Padang seperti Pulau Sirandah,
Sikowi, Bintangur, Pasumpahan dan pulau lainnya.

Pulau-pulau tersebut baik sekali sebagai obyek wisata marina,
memiliki pantai yang berpasir putih serta taman laut yang berwarna-
warni di sekitarnya. Untuk sampai ke sana, Anda bisa menyewa
speedboat atau perahu layar milik warga di Teluk Bungus. Dari Pantai
Bungus ke pulau-pulau tersebut memakan waktu ± 75 menit.

Bila Anda tak ingin boros tenaga, cukup bersantai di tepi pantai
sambil menikmati matahari terbenam di teluk yang menakjubkan ini.
Duduk-duduk di bawah pohon kelapa yang rindang di sekitar pantai juga
mengasyikkan.

Atau menyantap makanan laut (seafood) dan hidangan lainnya di
restoran-restoran yang bertebaran di tepi pantai.


Ada satu kegiatan yang juga sering dilakoni para pelancong di Pantai
Bungus, yaitu memancing. Sungguh nikmat. Suasana hening ditingkahi
deburan ombak akan memberikan kenikmatan tersendiri bagi Anda.

Soal penginapan, di sekitar pantai terdapat resort yang bisa Anda
gunakan untuk beristirahat setelah seharian berwisata.

Atau Anda bisa juga menginap di kota Padang yang menyediakan banyak
fasilitas penginapan mulai dari losmen hingga hotel berbintang. (*)

Info untuk kenyamanan perjalanan wisata anda.

PANTAI KATA PARIAMAN

Nama ‘Kata” merupakan singkatan dari nama dua desa yang berdekatan yaitu Karan Aur-Taluk. Lokasi wisata kawasan pantai Kata memiliki keindahan tersendiri, selain kerindangan alam dibawah cemara laut, hembusan angin laut, nyaman dan pantai yang bersih.

Pantai Kata terletak + 1.500 meter sebelah selatan Pusat Kota pariaman. Untuk menempuh lokasi ini dengan menggunakan angkutan kota, bendi atau naik ojek.

Pesta Tabuik Usai, Jalan-Jalan Pariaman Macet

pesta tabuik di pantai Gondariah Pariaman

padangmedia.com - PARIAMAN – Usai pesta Tabuik, terjadi kemacetan beberapa titik di kota Pariaman diakibatkan arus balik kendaraan dari pantai Gondariah menuju beberapa tempat.


Seperti arus di sekitar Hotel nan Tongga yaitu jalan Tugu Perjuangan, macet sekitar 2 kilometer. Kemacetan disebabkan tak beraturannya jalan kendaraan terutama sepeda motor.

Hal yang sama juga terjadi di kawasan Sudirman, Diponegoro, Pahlawan, Jalan Merdeka, St. Syahrir. Kebanyakan kemacetan terjadi di perempatan jalan-jalan tersebut. Petugas kepolisian tampak kewalahan menghadapi arus kendaraan yang membludak.

Dari pantauan padangmedia.com, kemacetan terjadi sejak jam 18.30, yang berawal dari Pantai Gondariah dan didominasi kendaraan bermotor yang mengangkut pengunjung yang menyaksikan proses pembuangan tabuik ke laut

Macet juga terjadi di Pauh kamabar Pariaman dan sepanjang jalan menuju jalan Raya Padang Pariaman, (dodo)

Bercumbu dengan Ombak Pulau Nyangnyang





"Waves to remember," komentar Arjen Pennekamp, peselancar asal Belanda yang telah menghabiskan 18 hari di Pulau Masokut atau lebih dikenal dengan Pulau Nyangnyang, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.Komentar itu rasanya tidak berlebihan. Dahsyatnya ombak Mentawai membuat kepulauan itu selalu diingat mereka yang pernah mampir ke daerah yang terletak 120 mil dari Kota Padang tersebut. Hampir setiap hari Arjen dan saudaranya, Jelle, dimanjakan gulungan ombak Mentawai yang terkenal di kalangan peselancar dunia. Bahkan ini kali kedua Arjen mengunjungi Mentawai. "Keindahan, ketenangan, kealamian, dan tentu ombaknya yang menantang, itulah yang membuat saya kembali lagi," katanya menjelaskan tentang kehadirannya saat itu.

Pulau–pulau kecil di selatan Pulau Siberut, pulau terbesar di Kepulauan Mentawai, di kalangan para peselancar dikenal sebagai daerah yang memiliki pantai dengan ombaknya yang menantang. Dalam bahasa setempat, ombak disebut koat.

Pulau–pulau kecil itu juga jauh dari kebisingan dan hiruk–pikuk kota yang melelahkan. Wilayah itu dikelilingi pantai berpasir putih, hutan yang hijau, dan udara yang segar.

Selain Nyangnyang, sejumlah pulau lain yang terkenal adalah Pulau Karangmajat, Pulau Masilok, Pulau Botik, dan Pulau Mainuk.

Dahsyatnya ombak di kawasan Kepulauan Mentawai mulai dikenal kalangan peselancar dunia pada tahun 1990. Kondisi ini bahkan membuat Mentawai bisa disinonimkan dengan surfing. Sampai–sampai penduduk sekitar mengistilahkannya sebagai playground atau taman bermain karena banyaknya wahana surfing di pulau–pulau itu.

Perjalanan dari Muara Siberut ke arena surfing di Nyangnyang ditempuh dengan menggunakan perahu bermotor. Diperlukan waktu sekitar dua jam untuk sampai ke Pulau Nyangnyang yang jaraknya sekitar 21 mil dari Muara Siberut. "Biayanya sekali jalan sekitar Rp 450.000. Biasanya kami mengantar mereka, kemudian menjemput setelah satu atau dua minggu," kata Usdek Amin, pemilik usaha penyewaan perahu bermotor di Muara Siberut.

Banyak warga Muara Siberut yang memiliki penyewaan perahu bermotor untuk mengantar dan menjemput turis yang ingin berselancar. Perahu bisa disewa dengan tarif Rp 400.000 hingga Rp 500.000 untuk satu kali perjalanan.

Pagi itu, Usdek hendak menjemput Arjen dan Jelle. Perjalanan ditempuh dengan perahu, melalui Sungai Muara Siberut yang tenang ditemani langit yang cerah dan udara laut yang segar. Di sepanjang perjalanan, kami bertemu dengan penduduk asli Mentawai yang bepergian dengan sampan. Di Pulau Mentawai hampir semua perjalanan ditempuh dengan menggunakan perahu atau kapal karena jalan darat belum memadai.

Di sisi kanan dan kiri sungai terbentang hutan bakau yang lebat dengan berbagai anggota ekosistem yang hidup di dalamnya. Setiba di muara sungai, tampak burung–burung camar yang mencari ikan. Setelah beberapa saat melayang–layang di udara, burung putih itu menukik tajam ke air dan membawa ikan di paruhnya.

Selain pemandangan gugusan pulau–pulau di kejauhan dan hutan belantara yang masih alami, perjalanan menuju arena surfing juga berlangsung melalui perkampungan suku Mentawai di Katurai. Di antara deretan pohon kelapa, tampak rumah–rumah tradisional Mentawai yang disebut uma. Di sekitar muara juga banyak penduduk Mentawai yang membuang sauh perahu mereka untuk mencari ikan. Mereka menebar jala atau memancing.

Sekitar satu jam kemudian tampaklah Pulau Nyangnyang. Di kejauhan, buih–buih putih tampak melaju menuju pantai. Setelah kapal merapat ke pantai, Usdek melambaikan tangan. Tampaklah Arjen dan Jelle membalas lambaian tangannya. "So it’s time to go?" kata Arjen dengan nada tidak rela.

Sebelum mengakhiri liburan mereka di Pulau Nyangnyang, Arjen, Jelle, dan Hendi (19, anak Usdek), mencoba bercumbu dengan ombak dan membawa pulang kenangan yang indah dari Mentawai. Mereka berjalan menyusuri jalan setapak ke sisi lain pulau yang ombaknya cukup besar.

Pantai yang sepi seolah menjadi milik mereka bertiga. Suasana pulau yang sunyi dan damai semacam itulah yang dicari para pencinta selancar dari seluruh dunia untuk melepaskan kepenatan dan rutinitas. Setelah berenang agak jauh dari pantai, mereka menunggu ombak yang tepat untuk berselancar.

Tidak lama, gulungan ombak besar menghampiri mereka. Saat pucuk ombak masih melayang di udara, para peselancar itu pun berenang di atas papan selancar. Begitu ombak setinggi lebih dari dua meter itu turun menyentuh permukaan air laut, dengan lincah para peselancar itu berdiri di atas papan dan melaju dengan kencang sambil sesekali bergaya.

Pondok sederhana

Di sekitar arena surfing terdapat pondok–pondok sederhana yang bisa disewa sekitar Rp 50.000 per orang per malam. Pondok itu milik penduduk asli Mentawai yang berasal dari Desa Taileleu di seberang Pulau Nyangnyang.

Penduduk Taileleu memiliki pohon kelapa di Pulau Nyangnyang, dan sewaktu–waktu mereka datang untuk mengambil buah kelapa di sana. Sejak Pulau Nyangnyang ramai oleh peselancar yang datang dari berbagai penjuru dunia, beberapa penduduk mulai membuat pondok dan menyewakannya.

Penduduk setempat juga bisa diminta memasakkan makanan yang dibutuhkan para peselancar. Bahan makanan dan perbekalan seperti beras, mi instan, kentang, air minum, sayuran, atau makanan kaleng bisa dibeli di Muara Siberut.

Jika ombak sedang tidak bagus, angin kurang mendukung, para peselancar bisa berjalan–jalan mengelilingi pulau. Hutan yang lebat memang tidak mungkin dijelajahi, tetapi berjalan sepanjang tepi pantai berpasir putih yang mengelilingi pulau tentu sebuah pengalaman yang menyenangkan. Mereka juga bisa melakukan selam rekreasi (scuba diving), snorkelling, atau sekadar mencari ikan di perairan yang jernih.

Biasanya, bulan Juni hingga Agustus merupakan saat terbaik untuk berselancar. "Ombak sedang bagus–bagusnya pada bulan Juli sampai Agustus, bisa sampai tujuh meter tingginya," kata Usdek bangga.

Dimanjakan ombak yang menantang, pemandangan yang indah, suasana yang tenang dan damai, jauh dari ingar–bingar mesin dan deru kendaraan, membuat waktu seolah–olah berhenti. Untuk sementara, di Pulau Nyangnyang hari dan jam bukan lagi persoalan.

Penulis : Fransisca Romana N
Sumber : KOMPAS

Info untuk kenyamanan perjalanan wisata anda.

SENJA DI PANTAI MAPADDEGAT

Pantai Mapaddegat , Tua Pejat Mentawai

Pantai Mapaddegat, Kecamatan Sipora, Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah oase bagi penghuni ibukota Kabupaten Kepulauan Mentawai, Tuapeijat. Meski hanya menyajikan pantai dan ombak tok, ratusan orang memadatinya setiap minggu, termasuk para pegawai negeri yang bertugas di Mentawai dan keluarga mereka yang kebetulan berkunjung.

Hari libur, Sabtu dan Minggu, tatkala sore dan senja menjelang matahari terbenam adalah waktu terfavorit bagi para pengunjung untuk datang ke Pantai Mapaddegat. Mereka datang secara per orangan atau berkelompok. Jalan kaki, bersepeda motor atau mengendarai mobil dan menumpang angdes (angkutan pedesaan). Tua, muda, remaja, sampai anak-anak, lelaki perempuan senang sekali ke pantai ini. Mereka lalu mengambil tempat di pasir pantai yang lembut. Ada yang duduk memandang laut, ada yang bermain pasir, ada yang berbaring menikmati hembusan angin semilir, ada pula yang langsung buka baju dan menceburkan diri ke air laut yang tenang.

"Airnya bikin kita tergila-gila, begitu tenang dan menghangatkan," ujar Dewi, 23 tahun, anggota keluarga PNS yang bekerja di salah satu instansi. Dewi dan temannya Diana hanya mengunjungi saudaranya di Tuapeijat, tapi begitu melihat Mapaddegat mereka langsung kepincut.

"Nggak nyangka pantainya sebagus ini, padahal dulu bayangan saya tentang Mentawai ini aduuuh, pokoknya serba ketinggalan lah," katanya lagi.

"Pantai Tuapeijat juga bagus, tapi sayang masyarakat sekitar tidak menjaga kebersihannya, bahkan ada yang membuat kakus di pantai, sayang sekali padahal pasirnya jauh lebih halus dan bersih dibanding Pantai Mapaddegat," ujar Diana, 24 tahun, menambahkan. Tanpa segan-segan keduanya mengakui dibanding Pantai Padang (Taplau) Pantai Mapaddegat jauh lebih cantik.

"Kurangnya kan sarana kuliner dan akomodasi saja, selebihnya Mapaddegat toplah," kata Dewi.

Tak ada kata lain selain kata indah, cantik, mempesona ketika berkunjung. melihat dan menikmatinya. Ibaratnya Pantai Mapaddegat itu umpama gadis cantik alami, begitu indah dan anggun. Tanpa BB (bau badan) tentunya!

Pantai yang landai, berpasir halus, teluk yang tenang beriak kecil-kecil, deretan pohon kelapa yang menjadi pagar alami, membuat pengunjung betah. "Hari Minggu rasanya kurang lengkap bila tidak ke Pantai Mapaddegat", kata Ana (18 th), seorang remaja yang hampir tiap minggu sore nongkrong di pantai tersebut.

Sunset, Selancar, Voli Pantai dan Pacaran
Salah satu pesona Pantai Mapaddegat adalah sunset. Matahari yang berubah jingga lalu merah dan perlahan-lahan hilang di balik horizon adalah pemandangan yang tak puas-puasnya dinikmati pengunjung. Padahal sunset itu juga ada di pantai-pantai lain, cuma cara menikmatinya tak bisa disamakan dengan yang di Pantai Mapaddegat. "Bisa sambil tiduran sambil minum air kelapa muda," kata Ida dari Yayasan Citra Mandiri (YCM).

Pasangan muda juga suka sekali menelusuri pantai sambil mengikat janji. Mereka akan berjalan menyusuri garis pantai menuju ke utara. Di batu karang besar atau di pokok kelapa mereka berbagi pose, gantian berfotoria. Tapi karena bagian pantai yang itu sangat sepi banyak juga yang menggelincirkan diri, bermesraan tak terkendali. Sampai-sampai Mateus Samalinggai, artis Mentawai, mengeluh.

"Concaik begini nih yang bikin rusak pantai ini," katanya. Concaik adalah istilah yang dipopulerkan Mateus. Tapi yang namanya anak muda, susah melarangnya. Kerimbunan semak di bibir pantai itu benar-benar menggoda untuk dimanfaatkan. Seperti hotel gratis saja yang siap melayani pemadu cinta. Untuk mengatasi hal ini Plt Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Mentawai, Drs M Tamba, mengatakan akan mengadakan semacam tim patroli pantai, yang akan merazia pantai secara berkala.

Banyaknya surfer (peselancar) yang datang untuk menikmati ombak Mentawai yang katanya nomor dua terbaik di dunia, telah menimbulkan virus surfing ke anak-anak setempat. Maklum, salah satu ombak favorit para surfer ada di lepas Pantai Mapaddegat, namanya teleskop. Panjangnya sekitar 100 meeter. Sepanjang sore di hari Minggu atau hari libur lainnya, para surfer lokal ini memadati muara Sungai Mapaddegat, berselancar di sana. Suaranya riuh rendah penuh gelak tawa dan keriangan bocah-bocah. Peselancar yang remaja lebih suka bermain di ombak yang kadang-kadang membesar saat pantai diterpa badai atau angin kencang.

Jaraknya yang tidak jauh dari pusat ibukota kabupaten, yakni sekitar 6 kilometer membuat Pantai Mapaddegat sangat mudah dicapai. Jalannya juga bagus karena sudah dirabat beton selebar kurang lebih 4 meter.

Bagi warga Dusun Mapaddegat, keindahan pantai ini sempat menimbulkan harapan, karena tahun 2006 Pemkab sempat membangun home stay seharga hampir Rp6 milyar, yang terus dibangun sampai tahun 2008, tapi kemudian ditinggalkan begitu saja tanpa pertanggungjawaban yang jelas, sehingga sekarang menjadi tempat favorit bagi sapi dan kambing untuk berkencan. Gabriela Sapitini dan Martina Kambing Meringis sering terlihat dibawa pacar masing-masing ke sana, karena di situ ada lapangan tenis yang sangat representatif untuk para tamu ekslusif dari mancanegara atau ibukota.

"Harapan kami sirna, karena Pemda lebih suka mengorupsi proyek tersebut," ujar seorang warga Mapaddegat yang mengaku bernama Martinus.

Seperti ingin menebus kesalahan, Drs Tamba mengatakan, berbagai upaya akan tetap dilakukan Pemkab untuk menambah daya tarik Pantai Mapaddegat. "Kita akan selenggarakan berbagai iven di pantai, seperti voli pantai, surfing contest, di samping patroli wisata dan penjaga pantai (baywatch). Itu sudah menjadi program dinas tahun ini," katanya.

Abrasi
Sayangnya ada satu warung di pantai tersebut. Itupun sederhana sekali. Makanan yang dijual tidak beragam dan tampak kurang memenuhi standar higienis.

Selain itu warga terus mengambil pasir pantai untuk dijual sebagai material bangunan. Lama-lama pantai tersebut dikuatirkan bisa rusak tak berbentuk dan masyarakat setempat akan kehilangan sumber ekonomi yang jauh lebih besar dibanding hanya sekedar pasir pantai. Ingat Pantai Gandoriah di Pariaman. Sekarang warga sekitar pantai itu sudah banyak yang kaya karena menjual nasi sek, bukan menjual pasir pantai. (Bambang Sagurung dan Imran Rusli)

Info untuk kenyamanan perjalanan wisata anda.

Indahnya Laguna Tiku

Laguna Di Pantai Tiku

Tiku sering digelari orang pantai mutiara. Gelar yang sangat pantas tampaknya, karena nagari di pesisir Kabupaten Agam ini memang sangat indah bak untaian mutiara mutu manikam.

Kebesaran nama Tiku sebenarnya sudah sejak dulu, ketika di pantainya kapal-kapal dagang Inggris, Portugis dan Belanda berebut merapat untuk menampung berbagai rempah dari pedalaman Sumbar seperti pala, kulit manis (casiaverra), cengkeh dan lain-lain yang banyak tumbuh di sepanjang kawasan pesisir dan pedalaman Sumbar. Sampai sekarang bekas-bekasnya masih bisa dilihat di sekitar Lubuak Basuang, Manggopoh dan Danau Maninjau. Pala, kulit manis dan cengkeh banyak tumbuh di kawasan tersebut.

Kita masih bisa melihat bangunan berarsitektur kolonial di pusat Kenagarian Tiku, meskipun kondisinya sudah tak terawat sama sekali, bahkan boleh dikatakan hampir runtuh. Pas di pinggir jalan raya Pariaman – Lubuak Basuang atau Pariaman - Pasaman Barat. Tepatnya di pasar Tiku.

Namun bukan itu yang paling menarik. Bicara tentang Tiku mau tak mau harus bicara tentang pantai dan lagunanya. Tanpa harus repot-repot memasuki gerbang ini itu, dari pinggir jalan saja Anda turun dan permisi masuk ke ladang kelapa penduduk setempat Anda sudah bisa menikmati keindahan asri laguna Tiku, karena memang laguna nan cantik itu terletak di belakang rumah penduduk saja. Alangkah beruntungnya punya lanskap seindah itu di belakang rumah…

Deretan pohon kelapa yang meneduhi telaga bening di tepi pantai tersebut sungguh sangat menyejukkan jiwa yang memandanginya. Apalagi kalau pas sunset, tak terkatakan indahnya. Yunofrin, Sekjen MPKAS (Masyarakat Peduli Kereta Api Sumatra Barat) pernah mengatakan sunset di Tiku adalah sunset terindah di Sumatra Barat.

Seperti obyek-obyek wisata Sumbar yang belum tersentuh tangan lainnya, laguna Tiku menunggu sentuhan investor yang betul-betul mengerti pariwisata. Jangan sampai kawasan seindah ini jatuh ke tangan para petualang pariwisata yang bisanya hanya melihat keuntungan saja, tanpa memikirkan pentingnya pemeliharaan dan perawatan lingkungan. Sebab hasil akhirnya nanti bisa-bisa hanya akan mengundang wisatawan lokal kelas rendahan, yang suka makan nasi bungkus lalu membiarkan sampahnya berserakan di mana-mana.

Atau yang suka membangun panggung kayu lalu menggelar dangdutan di atasnya, yang bisa mengundang wisatawan tak berkelas ke kawasan itu, atau membangun gazebo-gazebo seadanya tempat duduk-duduk para kurawa atau pasangan-pasangan mesum yang suka pacaran di sembarang tempat.

Karena sesungguhnya laguna Tiku benar-benar tak pantas untuk itu. Dia harus disentuh investor berkelas, yang tahu selera bagus, karena laguna Tiku benar-benar kawasan pilihan yang tidak kalah dengan obyek-obyek wisata berkelas lainnya d Indonesia. Sentuhanlah yang akan membedakannya, yang akan membuatnya tetap asri dan terpelihara selamanya atau sebaliknya: membuatnya layu tak berseri.

Cobalah ke Tiku dan nikmati pesonanya yang beda. Allahuakbar, terpujilah Tuhan yang menciptakan karya maha indah itu.


Cara ke Laguna Tiku
Dari Padang melewati jalan beraspal mulus ke Pariaman, terus menyusuri pantai ke Sungai Limau dan akhirnya sampai ke Tiku. Jaraknya hanya sekitar 100 kilometer dengan kondisi jalan yang rata tanpa turunan dan tanjakan atau belokan tajam. Terdapat 11 SPBU yang siap melayani Anda di sepanjang jalan. (imran rusli)

Dic0py dari Padang media

Info untuk kenyamanan perjalanan wisata anda.

Kamis, 19 Februari 2009

Pantai Sasak, Pesona Pasir Putih Nan Asri

Pantai Sasak Di Pasaman Barat


Minggu, 30 Maret 2008
Berbicara mengenai wisata pantai di Pasaman Barat, jelas tidak terlepas dari Pantai Sasak yang berada di Kenagarian Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Pasaman Barat. Pantai yang elok dengan hamparan pasir nan indah memberikan nuansa alam yang begitu alami.
Ini merupakan potensi yang sangat menjanjikan. Pantai Sasak Pasaman Barat (Pasbar) merupakan sebagian objek wisata yang ada di kabupaten yang baru mekar ini. Dengan pantai yang indah, landai dan berpasir putih halus, dipastikan mampu memikat para penikmat indahnya pantai. Nagari Sasak Kecamatan Sasak yang terletak di pantai barat Indonesia. Berada sekitar 20 Kilometer dari pusat Kota Simpangempat —140 Km dari Kota Padang, ternyata memiliki potensi wisata pantai yang sangat menjanjikan.

Keberadaan pantai Sasak hingga hari ini masih menjadi wisata andalan bagi masyarakat Pasaman Barat. Jalan menuju pantai Sasak itu pun tidak terlalu sulit dan tidak memakan waktu lama. Dengan menaiki angkutan umum dengan ongkos Rp 7.000 saja, sudah bisa sampai ke pantai tersebut. Atau ada juga pilihan dengan menggunakan ojek tentu ongkosnya sedikit lebih mahal dibandingkan menggunakan angkutan umum. Baru saja kita sampai di pantai Sasak, hamparan pasir putih dan jejeran tenda-tenda tempat berteduh dapat digunakan menghindari sengatan matahari. Deburan ombak menggelegar juga menjadi daya tarik pantai ini.

Ditambah lagi masyarakatnya yang begitu bersahabat menyambut kedatangan setiap pelancong. Pantai yang dihiasi perkampungan nelayan tradisional masih begitu bersahaja, jelas butuh sentuhan lebih untuk bisa berkembang lebih jauh. pantai Sasak merupakan sebuah potensi besar. Pantai yang didiami mayoritas masyarakat nelayan ini, menyajikan kesejukan dengan kebersihan yang begitu memikat hati. Terpampang kehidupan anak nagari yang masih bersahaja dengan diwarnai jejeran pukat dan kapal-kapal nelayan. "Beginilah Pantai Sasak nak. Pantai ini begitu perawan yang memberikan kesan kesejukan dengan hamparan pasir yang begitu bersih. Jika hari libur setiap Sabtu dan Minggu, pantai ini selalu sesak dipadati pengunjung.

Masyarakat disini pun selalu terbuka tidak pernah memungut biaya masuk dan parkir karena kami sepakat akan memberikan kesan yang baik bagi pengunjung. Hal ini tentunya akan menyebabkan semakin ramenya Pantai Sasak dikunjungi para pelancong," terang salah seorang pemilik rumah makan Naga Laut di pantai Sasak saat dikunjungi Wisata, beberapa waktu lalu. Tidak itu saja, minimal dalam satu kali setahun Pantai Sasak mengadakan pesta pantai dengan berbagai jenis mainan untuk menghibur masyarakat yang datang. Jika di pantai Padang ada jagung bakar, lantas apa makanan khas Pantai Sasak? Ikan bakar tenggiri. Tentunya bukan sembarang ikan bakar. Namun telah diselingi dengan berbagai bumbu khas Pasaman Barat, tidak pedas namun gurih dilidah serta ditambah dengan samba lado hijau tentunya sangat menggugah selera siapa saja yang dapat mencicipinya.

Menikmati santapan ala Pantai Sasak ikan bakar disertai dengan nasi dan sayur akan membuat siapa saja betah berlama-lama di pantai tersebut. Sembari duduk dengan hembusan angin sepoi-sepoi tentunya menjadi pilihan yang tepat untuk berlibur. Dapat dipastikan bagi siapa saja pengunjung yang untuk pertama kali menginjakan kaki pantai Sasak akan mendapatkan sebuah kesan manis dan tak akan terlupakan. Sebuah pantai yang indah dan masyarakat yang ramah akan menjadi ciri khas pantai Sasak. Kesan pertama yang begitu menggoda dan selanjutnya terserah anda kalau tidak dihantui rasa penasaran jika tidak mengunjungi pantai Sasak.

Potensi Wisata Bahari di Pulau Panjang

Selain pantai Sasak, Pasbar juga memiliki potensi wisata lain berupa wisata pulau yang tak kalah menarik Salah satu pulau yang memiliki potensi yang akan dikembangkan adalah Pulau Panjang. Pulau yang terletak di kecamatan Sungai Beremas Air Bangis ini memiliki luas sekitar 220 hektare dengan jumlah penduduk 1200 jiwa dan merupakan satu-satunya pulau yang berpenghuni di Pasbar. Sayang, potensi pulau yang indah tersebut belum tersentuh terutama pembangunan bidang sarana transportasi. sarana transportasi menuju Pulau Panjang hanya menggunakan perahu atau Speedboad. Dengan menempuh setengah jam pelajaran akan membawa kita sampai ke Pulau Panjang tersebut.(M Hasby)

Dicopy dari koran POS METRO.






Senin, 16 Februari 2009

PANTAI PANTAI DI PROVINSI SUMATERA BARAT

Di Kabupaten Pasaman Barat
Di Kabupaten Padang Pariaman
Di Kodya Padang
Di Kabupaten Pesisir Selatan
Di Kabupaten Mentawai